teknologi ramah lingkungan
—
Saturday, December 22, 2018
—
Add Comment
—
kelas 9
TEKHNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
A. Pengertian dan Prinsip Teknologi Ramah Lingkungan
Berdasarkan
dampaknya terhadap lingkungan, teknologi dapat dibagi menjadi teknologi tidak
ramah lingkungan dan teknologi ramah lingkungan. Teknologi tidak ramah
lingkungan pada umumnya menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
seperti minyak bumi atau batu bara, menghasilkan limbah yang berbahaya bagi
lingkungan serta berpotensi merusak keseimbangan alam, dan ekosistem. Teknologi
ramah lingkungan merupakan bentuk aplikasi teknologi dengan tujuan memberi
kemudahan bagi aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Beberapa prinsip teknologi ini
diantaranya adalah tidak menghasilkan limbah yang berbahaya serta menggunakan
energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui.
a.
Contoh teknologi ramah
lingkungan dalam bidang energi antara lain teknologi biofuel, biogas, sel
surya, dan pembangkit listrik tenaga air, tenaga pasang surut air laut, tenaga
angin, geotermal, fuel cell, dan hydrogen power. Prinsip teknologi ramah
lingkungan di bidang energi adalah dengan memanfaatkan sumber energi alam yang
melimpah serta dapat diperbarui.
b.
Contoh teknologi ramah
lingkungan dalam bidang lingkungan adalah biopori, fitoremidiasi, teknologi
toilet pengompos, dan teknologi pemurnian air. Prinsip teknologi ramah
lingkungan di bidang lingkungan adalah dengan mengolah limbah agar tidak
berbahaya bagi lingkungan dan limbah dapat menghasilkan produk atau sumber
energi baru yang bermanfaat.
c.
Contoh teknologi ramah
lingkungan dalam bidang transportasi, misalnya kendaraan hidrogen, bus surya,
mobil listrik. Sedangkan contoh teknologi ramah lingkungan di bidang industri
adalah biopulping.
B. Aplikasi Teknologi Ramah
Lingkungan
Teknologi ramah
lingkungan telah diterapkan dalam berbagai bidang antara lain di bidang
energi, bidang lingkungan, bidang
industri, bidang rumah tangga, dan lainnya.
1. Bidang Energi
a. Biofuel
Biofuel,
merupakan teknologi penyediaan energi alternatif dengan menggunakan sumber daya
alam yang
dapat diperbaharui. Biofuel, berasal dari
bahan-bahan organik. Tahukah kamu apa
yang membedakan
biofuel dengan bahan bakar
fosil? Keduanya memang berasal dari bahan-
bahan
organik tetapi biofuel dapat diolah langsung
dari bahan organik seperti tumbuhan
sedangkan
bahan bakar fosil berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati selama
jutaan
tahun
yang lalu.
Ada dua
jenis biofuel yaitu dalam bentuk
etanol dan biodiesel.
Etanol
merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi
karbohidrat
atau
reaksi kimia gas alam. Beberapa tumbuhanyang mengandung karbohidrat tinggi
seperti
jagung,
sorgum, atau singkong biasanya digunakan untuk menghasilkan etanol.
Sedangkanbiodiesel
merupakan bahan bakar alami yang biasanya diperoleh dari lemak nabati.
Penggunaan
bahan bakar dengan sumber alam yang dapat diperbaharui akan sangat
membantu
kita untuk menjamin kelestarian lingkungan dan ketergantungan pada ketersediaan
minyak bumi
yang semakin menipis. Selain itu sisa pembakaran dari biofuel
juga lebih ramah lingkungan.
b. Biogas
Biogas
merupakan jenis bahan bakar alternatif yang saat ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan
rumah tangga di Indonesia.
Biogas
diperoleh dari proses fermentasi bahanbahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup di lingkungan tanpa
oksigen). Bakteri anaerob tersebut akan mengubah zat organik menjadi gas metana
(CH4) sebesar 75%, dan gas lainnya seperti karbondioksida, hidrogen, dan
hidrogen sulfida. Namun demikian, gas yang digunakan sebagai sumber bahan bakar
adalah gas metana. Bahan organik yang
paling sesuai untuk produksi biogas adalah bahan organik yang berbentuk padat,
cair, dan homogen. Saat ini kotoran dan urin hewan ternak menjadi pilihan
yang
sesuai untuk produksi biogas. Teknik pembutan biogas secara sederhana dapat
dilihat pada Gambar 9.4.
Lingkungan
yang memiliki peternakan, tempat atau pabrik pengolahan makanan, seperti tempat
pembuatan tahu, tempe, ikan pindang, dan brem, merupakan tempat strategis bagi
pembuatan biogas.
Gambar
9.4 Skema Pembuatan Biogas
Coba kamu pikirkan mengapa harus di tempat-tempat
tersebut?
c. Sel Surya (Solar Cell)
Kita dapat mengubah energi matahari menjadi energi
listrik dengan menggunakan photovoltaic (PV) cell, atau
sering disebut solar cell atau sel
surya. Pada umumnya sel surya ini memiliki ukuran yang tipis (hampir sama
dengan selembar kertas) dan terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau
polikristalin silikon dengan beberapa logam yang mampu menghasilkan listrik.
Sumber: Dokumen
Kemdikbud
Gambar
9.5 Panel Surya
Kita dapat memasang
panel surya pada atap rumah atau menyusunnya dalam lembaran-
lembaran, dinding
bangunan, atau pada permukaan benda lain. Teknologi terbaru pada panel
surya ini adalah
adanya motor elektrik yang dapat menjaga panel surya tetap menghadap cahaya
matahari pada siang hari. Dengan demikian, mekanisme panel surya ini akan memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca,
mampu menghasilkan energi cukup besar, dan mudah dipasang atau dipindahkan atau
dikembangkan. Meskipun memiliki banyak keunggulan, panel surya juga memiliki
beberapa kekurangan, di antaranya adalah membutuhkan sistem penyimpanan listrik
dan komponen pada panel surya ini termasuk jenis sampah yang berbahaya sehingga
harus didaur ulang dengan benar setelah pemakaian selama 20-25 tahun.
d.
Pembangkit
Listrik Tenaga Air (Hydropower)
Tenaga
air atau hydropower menggunakan
energi gerak (energi kinetik) dari aliran air untuk menghasilkan listrik.
Siklus air dari hydropower diawali
adanya evaporasi atau penguapan air yang kemudian membentuk awan dan hujan. Air
hujan yang terdapat pada dataran tinggi, selanjutnya mengalir ke daerah yang
lebih rendah melalui sungai.
Gambar 9.6 (a) Skema
Pembangkit Listrik Sederhana Tenaga Air,
(b) Pembangkit Listrik
yang Telah diterapkan di Masyarakat
Cara yang paling umum
untuk memanfaatkan hydropower ini yaitu dengan membangun
bendungan yang
membentangi sungai besar untuk membentuk tempat penampungan air. Air
yang dibendung
dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertent untuk memutar
turbin yang akan menghasilkan listrik. Secara umum, alat pembangkit listrik
tenaga
air terdiri atas
generator dan turbin. Generator terdiri atas dua bagian utama yakni stator dan
rotor. Stator adalah
bagian yang diam yang terdiri atas lilitan kabel dam suatu silinder,
sedangkan rotor
adalah bagian yang berputar mengelilingi poros. Poros pada rotor generator
terhubung dengan
rotor pada turbin.
e.
Pembangkit
Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak (Ocean Power)
Kita juga dapat menghasilkan listrik dari aliran air yang
berasaldari pasang surut air laut dan ombak. Di beberapa pantai dan muara, level
ketinggian air dapat naik atau turun hingga 6 meter bahkan lebih. Bendungan
dibangun melintasi bibir pantai dan muara untuk mengambil energi pada aliran
air laut ini untuk digunakan sebagai hydropower.
Gambar 9.7 Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air
Laut
f.
Pembangkit
Listrik Tenaga Angin (Wind Power)
Perbedaan
derajat dari sinar matahari yang menyinari bumi pada daerah ekuator dan daerah
kutub menyebabkan perbedaan panas diantara daerah tersebut; bersama dengan
rotasi bumi, menciptakan aliran udara yang disebut angin. Kita dapat menangkap
bentuk tidak langsung dari energi matahari ini dengan turbin angin yang dapat mengubahnya
menjadi energi listrik. Akhir-akhir ini, pembangkit listrik tenaga angin
menjadi sumber energi dunia terbesar kedua
setelah
panel surya.
Ada dua
jenis pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini dikembangkan, yaitu:
pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan dan yang dibangun di
pantai seperti yang tampak pada Gambar 9.8.
Gambar
9.8 (a) Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang Dibangun di Daratan,
(b)Pembangkit Listrik
Tenaga Angin yang Dibangun di Lautan
g.
Geotermal
Energi geotermal
merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar bumi, dan cairan
dalam kerak bumi. Kita dapat menggunakan energi yang tersimpan ini untuk memanaskan
dan mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Ilmuwan memperkirakan
bahwa hanya dengan menggunakan 1% dari panas yang tersimpan sedalam 5 km dalam
kerak bumi akan menghasilkan energi 250 kali lebih banyak dari minyak dan gas
alam yang tersimpan di seluruh lapisan bumi. Salah satu cara untuk mengambil
energi geotermal ini dengan menggunakan sistem pompa panas geotermal “geothermal
heat pump
system”. Sistem ini dapat
memanaskan dan mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan
temperatur.
Gambar
9.9 Aplikasi Geotermal dalam Skala Rumah
Kita juga dapat
mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam dengan sistem yang disebut hydrothermal
reservoir. Beberapa batuan di dalam bumi memiliki suhu sangat tinggi
yang disebabkan oleh adanya pemecahan material radioaktif yang terkandung dalam
batuan tersebut. Air dalam tanah bertemu dengan batuan panas sehingga terbentuk
uap yang kemudian terakumulasi di antara bebatuan tersebut. Uap air yang
terkumpul dalam jumlah besar akan menimbulkan tekanan yang tinggi. Jika kita
mengebor bagian tersebut dengan bantuan pipa khusus maka uap air akan keluar
dengan kecepatan yang besar. Aliran uap inilah yang dapat digunakan untuk menggerakkan
turbin sehingga dapat menghasilkan listrik.
h. Fuel Cell dan Hydrogen Power
Matahari
menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup di bumi melalui
penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen. Hidrogen merupakan unsur kimia
paling sederhana dan paling banyak di alam semesta. Perlu kamu ketahui bahwa,
hidrogen yang banyak di alam semesta bukanlah hidrogen bebas yang dapat
langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar, tetapi hidrogen tersebut banyak dalam
bentuk senyawa, misalnya hidrogen pada air (H2O). Oleh karena itu, para ilmuwan
menyatakan bahwa gas hidrogen (H2) akan menjadi
bahan
bakar di masa depan. Agar hal itu dapat terwujud, ilmuwan saat ini fokus untuk
mengembangkan sel bahan bakar “fuel cell” yang menggabungkan
gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Reaksi antara gas H2 dengan O2
menghasilkan energi panas yang tinggi sehingga
dapat
digunakan sebagai sumber listrik. Reaksi antara keduanya dapat dituliskan
sebagai berikut: 2 H2 + O2 → 2 H2O +
energi.
Gambar
9.10 Skema Hydrogen Power
Berdasarkan
reaksi kimia tersebut dapat kita ketahui bahwa selain energi yang dapat
dimanfaatkan lainnya adalah uap air.
Ketika uap air ini dilepaskan ke atmosfer maka tidak akan berbahaya sehingga
tenaga hidrogen ini ramah lingkungan. Penggunaan secara luas hidrogen sebagai
bahan bakar akan menghilangkan masalah polusi udara serta dapat mengurangi
kerusakan iklim karena dalam teknologi ini tidak dihasilkan CO2. Hal tersebut
tentunya juga harus didukung dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil
(minyak
bumi) atau energi
nuklir yang menghasilkan CO2 di bumi. Oleh karena itu, diharapkan dengan
penggunaan H2 ini di masa depan bumi akan lebih terjaga dari pencemaran udara.
2. Bidang Transportasi
a. Kendaraan Hidrogen (Hydrogen
Vehicle)
Kendaraan hidrogen
merupakan kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar penggerak
mesin. Di dalam kendaraan ini terpasang alat yang mampu mengubah energi kimia
dari hidrogen menjadi energi mekanik, dengan cara membakar hidrogen dalam mesin
pembakaran internal atau dengan mereaksikan hidrogen dengan oksigen dalam fuel cell untuk menggerakkan
motor listrik. Banyak perusahaan luar yang telah mengembangkan kendaraan ini dan
diharapkan dapat berkembang pesat di tahun-tahun mendatang.
Gambar
9.11 Alat
Transportasi Berbahan Bakar Hidrogen
(a) Mobil Hidrogen,
(b) Pesawat Hidrogen, (c) Sepeda Hidrogen
b. Mobil Surya (Solar Car)
Mobil surya merupakan
mobil yang energi utamanya berasal dari sinar matahari. Salah satu contoh mobil
surya adalah bus surya. Bus ini menggunakan sinar matahari untuk memberikan
energi pada alat alat listrik dalam bus dan energi yang digunakan sebagai penggerak
pada mesin bus. Bus surya yang saat ini ada merupakan kendaraan yang
menggunakan baterai sebagai tempat penyimpanan listrik yang diperoleh dari
cahaya matahari atau sumber yang lain. Pengembangan bus surya ini sejalan
dengan berkembangnya teknologi panel surya atau photovoltaic
cell. Pada bus surya ini terdapat panel surya yang terpasang pada atap bus yang
dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik yang dapat
digunakan oleh mesin bus. Pengenalan bus ini sebagai alat transportasi umum
bertujuan untuk mengembangkan alat transportasi yang ramah lingkungan. Di
Indonesia sudah dikembangkan mobil tenaga surya oleh Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS) Surabaya sejak tahun 2013 dan sudah meraih banyak kejuaraan
dunia di antaranya di Jepang dan Australia. Mobil ini dapat mencapai kecepatan
100 km/jam dan memiliki daya simpan baterai sebesar 5 KW.
Gambar 9.12 Bus Surya
C. Mobil
Listrik (Electric Car)
Mobil listrik
merupakan mobil yang didorong oleh satu atau lebih motor listrik, menggunakan
energi listrik yang disimpan dalam baterai atau alat penyimpanan energi yang
lain. Motor elektrik ini mampu memberikan tenaga putaran dengan cepat dan
memberikan percepatan
yang kuat namun
halus. Mobil listrik ini pertama kali dibuat pada tahun 1884 oleh seorang
berkebangsaan Inggris, Thomas Parker. Mobil listrik ini baru berkembang pesat
pada tahun 2008, semenjak ditemukannya teknologi pengaturan tenaga baterai dan
mahalnya bahan bakar fosil. Keuntungan dari penggunaan mobil listrik ini antara
lain mengurangi polusi udara, karena mobil ini tidak menghasilkan polutan dan mengurangi
efek rumah kaca. Namun, penggunaan teknologi ini secara besar-besaran masih
menjumpai beberapa hambatan, antara
lain: masih tingginya
biaya produksi, minimnya infrastruktur isi ulang bahan bakar listrik, dan masih
takutnya pengemudi akan kehabisan listrik sebelum sampai di tujuan.
Tahukah kamu bahwa di
Indonesia juga sudah mulai mengembangkan mobil tenaga listrik yang ramah
lingkungan? Pada tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan Institut
Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) telah mengembangkan prototipe mobil listrik yang berkapasitas
empat orang.
3. Bidang Lingkungan
a. Biopori
Biopori dikenal
dengan istilah Teknologi Lubang Resapan (TLR), merupakan teknik untuk membuat
wilayah resapan air hujan. Teknik biopori memiliki prinsip yang sama dengan
sumur resapan, namun teknik ini diterapkan dengan menyediakan area yang dibuat
berlubanglubang
kecil (berpori) yang
nantinya akan menyerap air hujan dan kemudian disalurkan ke dalam tempat
penampungan air. Biopori sangat bermanfaat bagi pelestarian keseimbangan
lingkungan. Selain dapat mencegah banjir di musim hujan, biopori juga dapat menjamin
ketersediaan air pada musim kemarau. Biopori juga dapat diandalkan untuk
mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh adanya genangan air, seperti
demam berdarah, malaria, dan kaki gajah. Kesuburan dan kelestarian organisme
tanah juga dapat terjaga dengan teknologi ini. Lubang-lubang resapan air ini
sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos, yakni dengan memberikan
sampah organik seperti dedaunan atau sisa makanan.
b. Fitoremediasi
Masih ingatkah kamu
materi bioremediasi? Fitoremediasi merupakan salah satu bentuk bioremediasi.
Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan,
atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik.
Melalui fitoremediasi ini polutan (zat penyebab polusi) seperti logam berat,
pestisida, minyak, dan zat lain yang mengotori tanah, air, atau udara dapat
dikurangi bahkan
dihilangkan.
Fitoremediasi baru berkembang pada awal tahun 1990, yaitu dimulai dari
kesuksesan dalam memperbaiki daerah tercemar oleh zat radioaktif sesium (Cs),
stronsium (Sr), dan uranium (U) di Chernobyl, Rusia dengan menggunakan tumbuhan
bunga matahari.
Keunggulan teknologi
fitoremediasi ini antara lain: ramah lingkungan, biaya operasional rendah,
mudah untuk diaplikasikan, aman digunakan, tanah dapat menjadi lebih subur dan
dapat membuat kualitas lingkungan menjadi lebih baik. Contoh tumbuhan yang
dapat
digunakan dalam
fitoremediasi adalah bunga matahari, sawi, eceng gondok, padi, tembakau, dan
lidah mertua.
Gambar 9.15 Tanaman Eceng Gondok, Salah Satu Tanaman
untuk Fitoremediasi
c.
Toilet
Pengompos (Composting Toilet)
Composting
toilet merupakan toilet kering yang menggunakan proses secara aerob
untuk menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Toilet
pengompos dapat digunakan sebagai pengganti toilet air pada umumnya. Toilet ini
biasanya ditambah
dengan campuran
serbuk gergaji, sabut kelapa, atau lumut tertentu untuk membantu proses aerob,
menyerap air, dan mengurangi bau. Proses dekomposisi ini umumnya lebih cepat
dari proses dekomposisi secara anaerob yang digunakan pada septic tank.
d.
Teknologi
Pemurnian Air (Water Purification)
Pemurnian air
merupakan suatu proses penghilangan zat-zat kimia, kontaminan biologis,
partikel-partikel padat, dan gas-gas dari air yang terkontaminasi atau kotor.
Tujuan dari proses ini yaitu untuk menghasilkan air yang dapat digunakan untuk
keperluan tertentu.
Secara umum, proses
pemurnian air merupakan proses kajian fisika, kimia, dan biologi. Secara
fisika, pada proses pemurnian air ada proses filtrasi atau penyaringan,
sedimentasi atau pengendapan, dan destilasi atau penyulingan. Secara biologis,
ada pemberian karbon aktif. Secara kimia, ada pemberian klorin (Cl2) atau
penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV). Karbon aktif, klorin, dan sinar
ultraviolet dapat berperan sebagai pembunuh kuman yang ada dalam air.
Ada
banyak teknologi dalam pemurnian air, di antaranya adalahsebagai berikut.
1) Teknologi
Pemurnian Air Sederhana
Pemurnian
air dapat dilakukan dengan membuat alat yang berbentuk tabung yang didalamnya
terdapat lapisan-lapisan bahan seperti pasir, kerikil, batu, arang, ijuk atau
sabut kelapa, dan dapat juga ditambah dengan kapas atau kain katun. Pada
penjernihan air dilakukan proses penyaringan kotoran padat yang larut dalam air
dengan pasir, kerikil, dan ijuk atau sabut kelapa. Air yang tersaring kotorannya
akan melewati arang yang dapat mengurangi kuman-kuman dalam air. Air kotor
dapat dituangkan ke dalam tabung melalui bagian atas tabung, selanjutnya air
mengalir pada bagian bawah tabung karena adanya gaya gravitasi atau dibantu
dengan tekanan dari luar. Selama mengalir ke bagian bawah tabung, air akan
mengalami proses penyaringan sehingga pada bagian bawah dapat diperoleh air bersih.
2) Teknologi
Osmosis Balik
Osmosis
balik merupakan teknologi pemurnian air yang menggunakan prinsip kebalikan
dengan prinsip osmosis. Osmosis balik menggunakan prinsip tekanan untuk
mengatasi tekanan osmotik yang terjadi secara alami.
4. Bidang Industri
a) Biopulping
Biopulping adalah teknologi
ramah lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan kayu dan sampah
tanaman oleh mikroorganisme. Proses pelapukan dilakukan secara alami oleh
beberapa jenis mikroba dan jamur, sehingga sampah dari pohon-pohon yang telah
mati akan
kembali diserap oleh
alam secara alami. Saat ini kendala besar yang dihadapi oleh para pemilik
industri berbahan baku seperti pabrik kertas adalah proses pengolahan limbah
yang mengandung zat kayu (lignin) yang
membutuhkan proses lama dan berbahaya terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
Biasanya limbah dari pabrik kertas akan diuraikan dengan menggunakan bahan
kimia seperti soda api, sulfit, dan garam sulfida. Bahan kimia ini akan
memberikan efek negatif jika digunakan secara terus menerus.
Terinspirasi dari
kemampuan mikroba dalam proses pelapukan kayu, para ahli saat ini mulai
mengembangan proses pengolahan limbah dengan menggunakan mikroorganisme yang mampu
menguraikan lignin secara alami yang banyak ditemui secara bebas di alam.
Contoh
mikroorganisme yang
digunakan yaitu dari jenis kapang (jamur) Phlebia subserialis
dan Ceriporiopsis subvermispora.
0 Response to "teknologi ramah lingkungan"